Moro Bagong adalah tradisi menangkap babi hutan yang merusak lahan pertanian warga. Kegiatan ini melibatkan kerja sama antar warga dan pemburu dengan bantuan anjing pemburu serta alat tradisional. Selain untuk melindungi tanaman, Moro Bagong juga menjadi ajang silaturahmi dan dilengkapi dengan doa atau upacara adat sebagai ungkapan syukur dan permohonan perlindungan.