Upacara ngaruwat bumi di Subang, Jawa Barat, telah berumur ratusan tahun. Namun kesakralannya sebagai tradisi masyarakat agraris tetap terasa. Ngaruwat bumi adalah ungkapan syukur atas hasil yang diperoleh dari bumi. Pengharapan setahun kedepan, serta penghormatan kepada leluhur. Ruat dalam bahasa sunda artinya mengumpulkan dan merawat. Yang dikumpulkan dan dirawat adalah masyarakat dan hasil buminya.
Ruwatan bumi juga disebut hajat bumi, menggenapi rangkaian upacara yang digelar sebelumnya, seperti : upacara hajat solok, Mapag Cai, mitembiyan, netepkeun, nganyarkeun, hajat wawar, ngabangsar, dan kariaan. Mayoritas diantaranya terkait proses pertaian, khusunya budidaya padi. Dengan tradisi ruwatan bumi, padi memiliki tempat istimewa. Padi atau beras, dalam keyakinan masyarakat setempat, tidak hanya sebagai bahan pangan. Padi diyakini bermula dari aktivitas dewi-dewi sehingga bersifat sakral dan segala proses menghasilkannya dipandang suci.