Di lokasi ini arus air lebih kuat. Sehingga, tanpa dikayuh, sepeda air maupun perahu akan dibuat terombang-ambing di tengah danau hingga masuk ke hutan. “Pada posisi terombang-ambing ini, kami buat pengunjung seakan-akan nyasar,” ucap Doni.
Pada rute ini, pengunjung masuk ke hutan dan berjalan-jalan di dalamnnya. Terdapat sumur di dalam hutan yang sengaja dibuat untuk membuat situasi agak menyeramkan. “Bagi yang senang cerita mistis tentu akan senang ke sumur itu, tapi yang takut mah takut aja. Cuma memang kalau takut kami langsung alihkan ke tempat lain yaitu ada warung di tengah danau dan hutan,” ucap dia.
Warung tersebut sengaja dibuat sebagai check point bagi pengunjung yang lelah terombang-ambing arus danau hingga berjalan di tengah hutan. “Perjalanan ini bisa sampai sore. Kalau yang paket sehari itu selesai sampai di sini. Tapi yang menginap, bisa menikmati matahari tenggelam dan paginya matahari terbit di sekitar danau,” ucap Doni.
Paket ini terbilang murah yakni Rp 1,2 juta untuk yang menginap dan Rp 600.000 untuk berwisata sehari. Harga tersebut dihitung untuk satu kelompok, maksimal lima orang.
Terdapat rumah panggung berukuran besar yang bisa digunakan untuk para pengunjung bermalam. Rumah yang dinamakan bale Panyendangan yang berarti rumah singgah dapat memuat hingga 10-15 orang. Selain itu, terdapat sembilan rumah singgah lainnya milik warga yang bisa digunakan untuk beristirahat.
Tidak hanya nuansa alam yang disuguhkan, budaya pun turut diangkat di Desa Hegarmukti ini. Memasuki semester kedua pada tiap tahunnya selalu digelar Festival Budaya Rawa Binong. Dalam beberapa kali penyelenggaraan, kegiatan ini mampu menyedot sejumlah animo warga.
“Karena bagaimana pun juga, kebudayaan asli daerah tetap menjadi kebanggaan bagi kami. Sedangkan bagi pengunjung itu menjadi daya tarik tersendiri. Maka potensi budaya dan alam ini yang kami tawarkan di desa ,” ucapnya.
Berdasarkan hasil pencatatan Kelompok Sadar Wisata Rawa Binong, kata Doni, jumlah pengunjung terus mengalami peningkatan sejak tiga tahun terakhir. Sedikitnya 16.800 domestik dan 3.360 asing mengunjungi Rawa Binong sepanjang tahun 2017.
Namun, ingar bingar Pilkades Serentak 2018 justru membuat jumlah menurun yakni 10.080 domsetik dan 1.680 asing. Kendati begitu, tahun ini jumlah pengunjung meningkat signifikan hingga mencapai 18.480 domsetik dan 5.040 asing.
Banyaknya tenaga kerja asing yang bekerja di kawasan industri membuat kunjungan asing terbilang tinggi di Kabupaten Bekasi. “Bahkan mungkin jika menggunakan sistem tiket, jumlahnya sebenarnya lebih banyak,” ucap dia.
Atas potensi yang ada, Pemerintah Kabupaten Bekasi mengajukan Desa Hegarmukti masuk dalam Lomba Desa Wisata Nusantara 2019 yang diselenggarakan Kementerian Desa, Pengembangan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Saat ini, Hegarmukti masuk dalam 28 desa terbaik se-Indonesia.
”Masuknya Desa Hegarmukti 28 besar desa pariwisata tingkat nasional sudah sangat positif. Setelah ini kami juga akan meningkatkan pengembangan dan pembangunan melalui pemberdayaan masyarakat. Sesuai arahan bupati, targetnya masuk tiga besar terbaik atau bahkan yang terbaik,” kata Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Pemkab Bekasi, Ida Farida.
Potensi menjadikan Desa Hegarmukti menjadi yang terbaik, kata Ida, begitu besar. Itu terlihat dari sudah terbentuknya warga sekitar akan pentingnya pariwisata.
”Kepedulian masyarakat dan peran aktif masyarakat sekitar sudah sangat positif, bahkan setiap tahun upacara adat sedekah bumi selalu dilaksanakan. Ini menjadi modal yang bagus untuk terus dikembangkan,” katanya.
Kepala Sub Bidang Sarana dan Prasarana Permukiman Kementerian PDDT, Iwan Y Budi menuturkan, Desa Hegarmukti sudah memenuhi kategori penilaian desa pariwisata sebagai tempat liburan masyarakat.